10/3/11

Foto Anak Bicara Papua

z turut perhatian,..kalo bisa..kalo bisa cari Orang tua asuhhh,..ada yang punya rasa kasih kah....Tolonggg,(Julius Alfa Omega)

Seorang anak kecil dalam foto postingan ini, berkulit hitam, rambut kriting, tanpa mengenakan busana (celana dan baju) berdiri bertongkat pingang di samping bangunan. Ia juga mengenakan kacama mata hitam. Kelihatanya ia mengendong tas di samping kananya .

Tampak dengan jelas dalam foto ini, tubuh anak ini tidak hanya dipenuhi dengan debuh dan daki. Tubuhnya bahkan dipenuhi oleh pecek. Ingusnya pun malele. Dalam foto ini, anak ini tampak sedang menikmati ingusnya itu sendiri. Sunguh memprihatikan.
Saya menduga, anak ini adalah anak asli Papua

 
Saya mendapatkan foto ini dari postingan seorang teman yang ia bagikan lewat akun facebook. Saya tidak kenal pada si pembagi foto  ini. info yang saya dapat, si pembagi itu adalah orang Papua, benama, Janeth Wally. Ia berjenis kelamin perempuan asal sentani jayapura.

Dari inifo singkat ini, kita bisa ambil kesimpulan, "kabo" kecil dalam foto ini adalah anak Papua. Mungkin tinggal di Jayapura. 

Lalu yang menjadi penting dari foto diatas itu apa?

Foto ini memceritakan banyak hal pada kita. pertama, Kota Jayapura yang sedang berkembang pesat ternyata menyimpan segudang permasalahan sosial yakni kemiskinan dan kesenjangan sosial. Foto ini mau memberitahu kita bahwa, akibat kemiskinan, banyak anak-anak asli papua yang terlantar dan tidak diperhatikan oleh orang tua, lingkungan, pemerintah dan juga oleh masyarakat.

Rupanya, Otsus yang dipaksakan untuk diterapkan di Tanah Papua belum banyak memberikan perubahan yang berarti bagi tanah Papua. Foto diatas diambil di ibu kota Propinsi Papua, Jayapura. Bagaimana dengan kabupaten yang lainya. Semoga tidak lebih para dari yang diatas?

Kedua, nilai-nilai kasih dan persaudaran antara sesama orang  Papua yang dulu kental, tampaknya suda terkikis. Orang papua tampaknya tidak lagi peduli dengan sesamanya, padahal sebagai sebua entitas, manusaa papua sedang berhadapan dengan marginalisasi, dan diskriminasi yang berjalan secara terang-terangan. 

Lihat dari gambar di atas. Anak ini bukanya diberikan baju tetapi kaca mata. Setelah itu tampakanya ia disuruh bergaya untuk difoto. Kelihatan sekali anak ini mau dilecekan dan dijadikan bahan olok-olok. Seperti yang tampak di dalam komentar yang diberikan dibawa foto ini ketika dibagikan lewan jejaraingan sosial facebook. Banyak yang berkomentar benada melcekan, bahkan mengejek.  Sekali lagi, sangat memprihatinkan.

Dan masi banyak lagi fenomena sosial yang sebenarnya ditunjukan lewat foto ini.


Anak-anak Papua mengenakan Pakayan adat.

Berbeda dengan foto pertama, foto kedua memperlihatkan anak-anak Papua mengenakan pakayan adat Papua. Mereka berlari dengan beralaskan kaki telanjang. Biasanya orang Papua akan mengenakan pakayan adat ketika memperingati hari-hari besar, seperti natal, paskah, atau pun menyambut tamu undangan dalam pesta adat. 

Saya menduga, anak-anak ini senggaja didandani oleh orang tuanya agar terlibat dalam kegiatan. Ini adalah sesuatu yang positif. Dengan melibatkan anak-anak dalam pesta adat, secara tidak langusng nilai-nilai lurur yang diturunkan dari nenek moyang, bisa di wariskan kepada generasi berikut. 

Foto kedua diatas masi menunjukan transfer budaya antar generasi dalam bentuk yang masi sangat sederhana, yakni Pakayan.

1 komentar so far

"Lihat dari gambar di atas. Anak ini bukanya diberikan baju tetapi kaca mata...."
*
Penulis bermaksud serius, mengajak untuk "kembali seperti dulu", saling kasih mengasihi & memperhatikan sesama. Tapi, didalam keseriusan penulis terdapat lucu-lucunya juga. Apa disengaja atau tidak, saya sebagai pembaca tidak tahu, yang saya ketahui pasti, saya ketawa. Kalimat yang saya kutip di atas, salah satu kalimat yang membuat saya tertawa.
*
Salam Damai.

Ketentuan Berkomentar:
1. Harus Mengunakan Akun Google
2. Tidak Boleh membuat komentar Spam
3. Anda Sopan, Kami Segan
4. Terimakasi-Terimakasi-Terimakasi

Begitu Sudah!
EmoticonEmoticon